Pelabuhan Ratu Sukabumi
Palabuhanratu, atau lebih populer sebagai Pantai Pelabuhan Ratu, adalah sebuah tempat wista di pesisir samudra hindia di selatan Jawa Barat. Lokasinya terletak sekitar 60 km ke arah selatan dari Kota Sukabumi.
Sejak kota ini ada, Palabuhanratu telah
menjadi kota tujuan wisata yang telah banyak mengundang perhatian
masyarakat luas baik wisatawan lokal maupun wisatawan Asing. Tak heran
memang karena demografis Palabuhanratu merupakan daerah pesisir pantai
teluk yang memiliki hamparan pesisir pantai yang membuat nyaman para
pengunjungnya. Hamparan pantainya terbentang luas dari Mulai Pantai
Wisata Loji (Simpenan) Sampai dengan Pantai Karanghawu (Cisolok). Selain
itu Palabuhanratu memliki perbedaan dari daerah wisata lainnya, karena
walaupun daerah pantai tapi suhu alamnya tidak terlalu panas seperti di
daerah lain yang notabene daerah pantai. hal ini karena Palabuhanratu
selain memiliki panta yang indah juga demografis lainnya merupa
perbukitan dan rindangnya pepohonan di kota ini sehingga bisa membuat
wisatawan atau orang pernah datang ke palabuhanratu akan merasa betah
dan membuat mereka akan terus sering berkenjung ke kota ini.
Dalam setiap harinya, Palabuhanratu telah
banyak menadatangan Ratusan pengunjung untuk datang menikmati keindahan
alamnya. Jika setiap hari sabtu dan minggu bisa kita lihat betapa
antusiasnya masyarakat lokalpun sering tampak padat memenuhi hamparan
pasir pantai sepanjang pantai Palabuhanratu, Citepus, cikakak, Cimaja,
Karangpapak sampai dengan karang hawu cisolok.
Apalagi jika musim liburan tiba, baik
liburan sekolah, liburan setelah hari raya, ataupun liburan akhir-awal
tahun, Hiruk pikuk dan kemacetanpun sering terjadi dengan penuh sesaknya
oleh lautan manusia dan kendaraan baik lokal maupun dari luar daerah.
mereka pada datang baik dengan kendaraan pribadi (motor-mobil), bahkan
begitu banyaknya para pengunjung yang datang rame-rame dengan
menggunakan mobil bak terbuka baik mobil jenis SS ataupun mobil truk.
Maka tak heran, dengan semakin ramainya kota ini di kunjungi oleh
wisatawan, maka pemerintah kabupatenpun segera merenopasi kota ini
dengan mempercepat pembangunan baik infrastruktur, maupun menata tempat
pelelangan ikan (Dermaga) serta tempat perbelanjaan yang menjadi bagian
dari pelayanan bagi kenyamanan wisatawan.
Setelah tahun 2000, Palabuhanratupun di
diresmikan menjadi ibu kota pemerintahan Kabupaten Sukabumi, dan sejalan
dengan itu pula kantor pemerintahanpun yang semula terpusat di Kota
Cisaat Sukabumi hampir semua instansi baik eksekutif maupun legislatif
beralih ke Palabuhanratu.
Pada
tahun 2006, dimulai juga pembengunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) yang berlokasi di Muara Cimandiri (Rawakalong-Cipatuguran) yang
pembangunannya telah berjalan 4 tahun namun sampai saat ini masih belum
bisa dipastikan entah sampai kapan akan selesainya.
Selama 4 tahun pembangunan PLTU
Cipatuguran ini, banyak dampak positif dan negatifnya. dampak positifnya
yaitu bahwa Kabupaten Sukabumi tidak lagi sebagai kabupaten terbelakang
yang hanya menikmati sebagai konsumen tenaga listrik, serta pembangunan
PLTU juga memberikan banyak kesempatan bekerja bagi para pemuda di
Kabupaten Sukabumi dalam mengurangi jumlah pengangguran walaupun untuk
tenaga kerja di PLTU sndiri masih sangat di Dominasi oleh tenaga Kerja
dari Jawa Timur meski tlah menumbang pendapatan lain bagi masyarakat
yaitu banyak bermunculannya rumah kos-kosan baru.
Namun dampak yang sangat mengerikan yaitu
dampak secara negatifnya. coba kita lihat, Rusaknya jalan raya karena
lalulalangnya Mobil pengangkut Bahan baku bangunan PLTU dari Mulai Batu
Bolder, Batu Seplit, Pasir, Sarana Keperluan lain yang tonasenya di atas
rata-rata yang seharusnya mellintasi jalan wisata Palabuhanratu.
Bukit-Bukit yang dahulu terlihat rapi saat kita datang ke Palabuhanratu
kini telah luluh lantak. salh satu contohnya yang nampak yaitu hilangnya
bukit di daerah Cilengsing-Citarik, luluh lantaknya Bukit senyum yaitu
bukit di Gunung sumping padahal di Bukit ada instansi Pemerintahan yaitu
Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kab. Sukabumi yang jalannyapun rusak berat.
Selain itu Patung Ikan Jangilus di perempatan jalan (Siliwangi, Empang,
Bhayangkara, Cangehgar) telah hilang,. Gapura Perahu besar di pintu
masuk palabuhanratu yang berada di bagbagan juga telah di bongkar paksa
karena Mobil pengangkut material bahan bangunan tidak bisa menembusnya.
Dampak negatif jangka panjang yaitu, Suhu
Palabuhanratu yang saat ini sudah mulai di rasakannya yaitu bertambah
panas karena rusaknya penghijauan bukit-bukit yang mengilingi kota
palabuhanratu apali jika nanti PLTU telah beroperasi. Muara Cimandiri
yang dahulu menjadi surganya Ikan air Payau dan Udang serta Buaya dan
hewan air lainnya telah merasa terganggu sehingga nelayanpun yang dahulu
banyak yang menangkap ikan di sekitar muara tersebut, saat ini sudah
tak bisa lagi karena ikannya semakin seulit. apalagi jika nanti PLTU
telah beroperasi dan limbahnya turun di muara tersebut. Dampak lain
yaitu dimungkinkan bisa di timbulkan yaitu di hawatirkan akan semakin
berkurangnya minat para wisatawan untuk datang ke Palabuhanratu jika telah melihat dan merasakan Kondisi alam Palabuhanratu tidak seindah dan sesejuk tempo dulu.
Semoga para pengembang dan parat
pemerintahan bisa melihat lebih jauh dampak yang akan di tmbulkan
sehingga bisa melakukan persiapan antisipasi yang lebih sigap. Sehingga
masyarakat tidak akan merasakan dampak negatif yang lebih parah dan
masyarakat tidak menjadi korbannya seperti contoh lain yang saat ini
telah terjadi selain suhu udara yang semakin panas, juga dikala hujan
turun warga sentiong, Pangsor dan kidang kencana palabuhanratu sering
menerima dampak banjir bandang yang penuh dengan lumpur dan batubatuan
kecil yang di bawa dari bekas pengerukan batu Bolder di Bukit
senyum-Gunung Sumping. dikutip dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar